Baseline Survei Program ICARE Dorong Penguatan Kelembagaan Petani di Bengkayang
Bengkayang (25/10)– Balai Besar Pengembangan dan Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan Baseline Survei Kelembagaan Petani sebagai bagian dari pelaksanaan Program ICARE (Integrated Corporation of Agricultural Resource Empowerment) di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Survei ini berlangsung selama lima hari, mulai 21 hingga 25 Oktober 2025, sebagai langkah awal untuk mengumpulkan data dasar terkait kondisi sosial ekonomi petani, praktik budidaya padi, serta aspek lingkungan dan sosial yang mendukung swasembada pangan di wilayah tersebut.
Program ICARE merupakan inisiatif strategis Kementerian Pertanian yang didukung oleh World Bank (Bank Dunia), bertujuan memperkuat rantai nilai pertanian yang berkelanjutan secara lingkungan, finansial, dan inklusif. Fokus utama program ini adalah peningkatan kapasitas petani dan penguatan kelembagaan pertanian modern melalui integrasi sistem informasi pertanian, guna mendukung pengambilan keputusan yang cepat, tepat, dan berbasis data.
Langkah ini menjadi bagian dari transformasi digital sektor pertanian Indonesia, dengan mendorong kolaborasi lintas unit kerja dalam perencanaan kawasan pertanian yang efisien, transparan, dan berkelanjutan. Sistem yang terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan akurasi pengelolaan sumber daya pertanian, serta mewujudkan pertanian modern yang tangguh dan menyejahterakan petani.
Kegiatan survei melibatkan berbagai pihak, termasuk petani dan kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan, aparat desa, serta dinas pertanian setempat. Data yang dikumpulkan mencakup kondisi kelembagaan petani, akses terhadap pembiayaan dan pasar, teknologi budidaya, serta dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan pertanian.
Koordinator Tim Baseline Survei BRMP Penerapan, Dr. Nandang Sunandar, menyampaikan bahwa hasil survei ini akan menjadi dasar penting dalam merancang strategi penguatan kelembagaan petani di Bengkayang.
“Data baseline ini sangat krusial untuk memetakan kondisi aktual di lapangan. Dari sini kami dapat merancang intervensi yang lebih tepat sasaran guna mendukung pembentukan Korporasi Petani yang kuat, mandiri, dan berdaya saing,” ujarnya.
Kepala BRMP Kalimantan Barat, Anjar Suprapto, S.TP., M.P., menambahkan bahwa Program ICARE merupakan tonggak penting dalam transformasi pertanian Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat.
“Kementerian Pertanian berkomitmen memperkuat kelembagaan petani melalui pendekatan korporasi. Melalui data survei ini, kita dapat memastikan setiap langkah pembangunan pertanian dilakukan berdasarkan bukti (evidence-based policy), sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh petani di daerah,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang, Fransiskus Sisko, S.Hut., menyambut baik pelaksanaan survei dan menegaskan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah.
“Kami menyambut baik kehadiran tim BRMP dan pelaksanaan Program ICARE di Bengkayang. Dengan adanya survei ini, kami berharap data yang dihasilkan dapat menjadi landasan kuat dalam membangun kelembagaan petani yang tangguh dan mendukung ketahanan pangan daerah,” ungkapnya.
Melalui kegiatan baseline survei ini, diharapkan petani di Kabupaten Bengkayang dapat memperoleh manfaat nyata dari implementasi Program ICARE, baik dalam peningkatan produktivitas, efisiensi usaha tani, maupun penguatan kelembagaan menuju kemandirian pangan yang berkelanjutan. (Sumber: Riri_BRMP Penerapan)